Thursday, December 22, 2011

Air mata yang kuingat dari Ibuku



Beberapa Air Mata Ibuku yang aku ingat
1. Air mata saat aku kena kecelakaan yang gak perlu waktu kecil. Sebenarnya aku bukan saksi mata Cuma ibuku cerita sendiri lha wong aku masih kecil. Sat itu aku sekitar umur 2-3 tahun. Umur segitu membuatku rajin-rajinnya meniru tingkah laku orang termasuk tingkah laku kakaku yang lebih sering aneh dari pada wajarnya.
Saat itu di perumnasku musim kacang telur. Cara makannya pun harus keren. Si kacang harus dilempar dulu trus ditangkap dengan mulut (kayaknya terinspirasi dari iklan), beberapa kacang yang gak berhasil ditangkap dan jatuh ke lantai tentu diambil lagi utnuk mencoba lemparan selanjutnya.
Aku yang nol bawang ikut-ikutan. Jadilah aku lempar-lempar kacang, satu berhasil aku semakin ketagihan namun naas deh saat coba melempar kacang, sikacang bukannya jatuh di mulut tapi malah nyungsep ke hidung dan lumayan dalam, jadilah aku sesak napas, orang yang berada disekitarku termasuk ibuku jadilah panic, dan ibukupun menangis. Aku merem melek, ga bisa napas. Si kacang malah semakin dalam. Kemudian ibuku membawaku ke mantra deket rumah dengan digendong,berharap dapat pertolongan pertama. Seingatku aku udah mau pingsan, dan si mantri berhasil memasukan alat semacam japitam ke lubang hidung untuk ngambil si kacang naas itu. Setelah beberapa lama mencoba aku ingat akhirnya si kacang berhasil dikeluarin, dan waktu itu aku masih setengah sadar.

2. Air mata saat aku kena penyakit tipus, waktu itu kelas 3 SD, kata dokter sedikit terlambat dibawa ke rumah sakit. Aku Cuma ingat si dokter ngomel-ngomel ke bapak n ibuku saat memeriksakan aku ke kliniknya. Si dokter bilang kalo terlambat bisa bahaya.

3. Air mata saat ibuku ambil rapot waktu aku duduk di bangku kelas satu SMA. Saat itu aku berhasil menduduki peringkat delapan :D. Moment ini menjadi keharuan yang luar biasa untuk ibuku, karena dari riwayat perankinganku tak pernah masuk 10 besar. Apalagi jama SMP aku termasuk anak yang gak serius belajar dan bernilai jelek. Saat kelulusan SMP aku berhasil masuk sekolah favorit (kata kakaku sih karena aku beruntung), makanya ibuku kawatir kalau2 aku gak bisa mengikuti pelajaran di SMA favorit. Ternyata malah masuk ranking :D

4. Air mata saat ibuku ngantar aku untuk kerja di Jakarta sebagai debut baruku menjadi anak mandiri. Waktu itu di stasiun Tugu Yogyakarta, dengan membawa tas bekas bapaku yang cukup gede, dan beberapa tentengan lainya akupun siap jadi urban di Jakarta for the first. Kereta Bisnis pun sudah datang setelah aku duduk di bangku penumpang, ibuku masih ajak bicara lewat jendela kereta. Tiba-tiba dia nangis, pastilah karena haru atau apalah. Setelah keretaku sudah mulai jalan, si Ibu makin agak menjadi-jadi ngikutin kereta jalan gitu. Aku yang tadinya udah mau nangis, malah inget film india kuch kuch hota hai yang adegan ngejar kereta. Jadilah aku agak mringis lucu.

5. Air mata saat 21 Mei 2011, yaitu saat akad nikahku. Waktu itu sebagai calon mempelai wanita, aku yang sudah didandanin di bawa keluar bak putri raja sehari. Setelah didudukan di kursi pengantin, ibuku melihatku trus mewek tapi gak keluar air mata. Dia Cuma melihatku ngampet nangis. Mungkin dalam perasaannya “ini anak kayaknya kemaren masih dimandiin, disuapin, sekarang sudah mau diambil orang..”

Dan mungkin banyak air mata-air amata lain yang aku gak pernah tahu. Mungkin aku menyakitinya, atau membuatnya haru. Maafkan aku ibuku..:)
#edisi anak baik

1 comment: